Pilihan menggunakan SBI sebagai
sumber belajar dapat menjadi nyawa bagi proses pembelajaran di kelas. Akan
tetapi, ini juga masih belum cukup. Perlu langkah-langkah kreatif untuk meraih
kesuksesan dalm proses belajar mengajar.
1.
Posisi
menentukan prestasi
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi suasana kelas
adalah pengaturan tempat atau pengaturan kelas. Standar penataan tempat duduk
selama ini berjejer ke belakang, posisi ini sangat merugikan bagi anak yang
paling belakang. Selain merasa terhalangi pandangannya anak ini menjadi sering
membuat kegaduhan saat kegiatan belajar mengajar. Penataan tempat duduk yang
bisa diterapkan dalam pembelajaran seperti
a. Formasi
tempat duduk berbentuk huruf "V"
b. Formasi
tempat duduk berbentuk huruf "U"
2.
Suasana
belajar harus menyenangkan
Pelajaran yang sebenarnya mudah terasa sulit karena
ketegangan. Berbeda dengan pelajaran di awali dengan keceriaan,juga di
sampaikan dengan keriangan dan di tutup dengan kegiatan yang menyenangkan.
3.
Penjelasan
guru mesti kreatif
Salah satu cara menjelaskan yang baik adalah dengan
memberikan pertanyaan balik untuk membangkitkan proses berpikir, mencari dan
menemukan jawaban sendiri.
Sebagai contoh :
Seorang siswa bertanya, "Mengapa ayah
bekerja?" guru hendaknya jangan langsung memberikan jawaban. Dengan
memberikan jawaban langsung terhadap soal yang disampaikan oleh siswa membuat
siswa menjadi pasif. Cobalah memberikan
pertanyaan balik, seperti : "apa yang kamu makan setiap hari?" saya
makan nasi, sayuran, lauk pauk, buah dan minum susu. "bagaimana cara
memperoleh nasi nasi, sayuran, lauk pauk, buah dan minum susu?" tanya Guru
lagi
"membeli" jawab siswa, "dengan apa
barang-barang itu dibeli?" tanya Guru lagi, "uang," jawab anak.
"Bagaimana cara memperoleh uang?" tanya guru lagi.
"bekerja" jawab siswa.
Nah, kreativitas memberikan pertanyaan sebagai umpan
balik inilah yang perlu dikembangkan oleh guru.
4.
Beri
kemampuan menunjukkan kemampuan diri
Setiap anak/siswa mempunyai kemampuan dan karakter
yang berbeda dengan yang lainnya. Ada anak yang pemberani, ada juga anak-anak
yang pemalu menunjukkan kemampuannya. Seorang guru harus pandai-pandai
mengenali kedua karakter tersebut. Mungkin bagi anak yang pemberani tidak jadi
masalah, namun bagi anak yang pemalu diperlukan strategi yang khusus guna memotivasinya.
Bagaimana caranya ini salah satu cara yang mungkin bisa diterapkan guru, yakni
dengan mengajak anak menunjukkan kemampuannya, dan apapun hasil kreasi siswa
tersebut kita hargai dengan menyediakan galeri bagi karya anak meskipun itu
hanya sebuah tempat yang mencolok di sudut ruang kelas untuk memajang karyanya.
Dan ini menjadi pengalaman yang sangat membanggakan bagi diri si siswa
tersebut, sehingga hal tersebut bisa diceritakan kepada orang tuanya, saudara
dan teman bermainnya. Dan dengan cara ini kepercayaan diri anak akan tumbuh
5.
Beri penghargaan
pada setiap keberhasilan
Guru harus mempunyai komitmen yang kuat bahwa setiap
kegiatan belajar mesti berhasil. Berhasil dapat diartikan siswa benar-benar memahami
dan mencapai kompetensi pembelajaran. Rayakan keberhasilan siswa dengan sesuatu
yang menarik. Berikan banyak pujian dengan mengatakan hebat, pintar, bagus dan
terimakasih sembari bersalaman, menepuk bahu dengan lembut dan cara-cara lain
yang menyenangkan. Memberikan tepuk tangan secara bersamaan juga merupakan
salah satu cara memberi penghargaan yang menyenangkan.
6.
Pupuk
keberanian siswa, bukan memarahi
Bukan kami bersikap apatis atau menaruh curiga, tetapi
kecenderungan guru marah saat siswa menjawab salah umum terjadi. Tanpa kita
sadari, terkadang hal demikian akan menyurutkan semangat belajar anak. Terlebih
jika mengatakan si anak "salah" dihadapan teman-temannya. Tentu ia
akan menjadi bahan olok-olok, bahkan tidak jarang akan menjadi bulan-bulanan
teman-temannya. Akibatnya, ia akan menjadi anak pemalu, penakut, pendiam,
bahkan pendendam.
Lain halnya apabila kita menghadapi kondisi semacam
ini dengan memberikan pujian. Berikan pujian atas keberanian si anak meskipun
jawabannya salah. Lalu, arahkan si anak untuk menemukan jawaban yang benar
dengan proses berpikir.
7.
Jangan
katakan : Siswa terpandai dan terbodoh
Tidak ada siswa terpandai dan terbodoh. Yang ada hanya
siswa dengan kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda. Misalnya, ada
siswa yang cepat menangkap pelajaran matematika. Ada pula siswa yang cepat
menangkap pelajaran yang lain. Sebenarnya kecepatan siswa menangkap pelajaran
dapat dilatih. Ibarat pisau tumpul yang selalu diasah, pasti akan tajam juga.
Itulah yang mesti dilakukan. Selain itu, dalam pengelolaan kelas, guru mesti
tahu persis siapa siswa yang cepat memahami pelajaran, siapa yang lamban, serta
potensi-potensinya.
8.
Menganggap
penting siswa
Sudah menjadi naluri dan ego manusia ketika dia ingin
dianggap ada, apalagi anak-anak yang masih membutuhkan perhatian. Ego sering
ditunjukkan melalui perkataan, sikap dan perilaku. Misalnya, siswa yang
bertanya, membuat kegaduhan, bahkan menangis. Itu semua karena siswa ingin
diperhatikan dan dianggap keberadaannya. Seorang guru mestinya lebih peka
terhadap hal demikian. Oleh karena itu, anggaplah keberadaan siswa itu penting.
Berilah peran kepadanya dalam kegiatan belajar mengajar. Libatkan dan aktifkan
dia. Selain siswa merasa dia penting, rasa tanggung jawabnya pun juga akan
terlatih.
9.
Buat
daftar nilai sementara
Salah satu cara mengukur berhasil tidaknya siswa
mencapai kompetensi dilakukan dengan membuat daftar nilai sementara. Misalnya
menggunakan SBI, dapat dibuat daftar nilai dari unjuk kerja dan unjuk
kemampuan. Berdasarkan nilai dari kedua rubrik ini, guru dapat mengetahui
tingkat pencapaian siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan demikian, seawal
mungkin guru dapat mengambil upaya meningkatkan pemahaman siswa.
10. Lindungi anak dari bahaya pornografi
Globalisasi membuat anak mau tidak mau bersentuhan
dengan beraneka informasi dari berbagai media, entah itu informasi positif
maupun negatif bagi si anak. Sebenarnya hal ini bukan mutlak tanggung jawab
guru. Akan tetapi, ada baiknya waktu belajar siswa di sekolah juga dimuati
kegiatan ringan sebagai penyadaran terhadap bahaya pornografi. Perhatikan
contoh berikut :
Guru bertanya pada siswa apakah pernah melihagt media
berunsur pornografi? Selanjutnya, berikan penjelasan akan bahaya pornografi
terhadap otak dengan mengatakan bahwa jika kita melihat yang tidak patut, maka
otak kita akan mengeluarkan cairan DOPAMIN yang akan merusak otak.
Berikan simulasi rusaknya otak dengan kata-kata dan
adegan. Katakan, "Jika kita tidak melihat yang tidak patut, maka otak kita
akan bersih seperti air putih ini atau berwarna-warni seperti ini (sambil
menunjukkan gelas yang berwarna merah, kuning, hijau)". Katakan,
"Tetapi jika kita melihat yang tidak patut maka otak kita akan berwarna
keruh seperti ini (sambil memperlihatkan gelas yang berwarna coklat kopi susu).
Otak kita pun akan terganggu fungsinya, saat berpikir, mengingat, berhitung,
dan sebagainya".
Guru kemudian memberikan penguatan lagi dengan simulasi
"MEREMAS KERTAS". Berikan selembar kertas kepada setiap siswa. Lalu
berikan penjelasan bahwa, "Bila kita melihat tidak patut, maka otak kita
akan awalnya menyempit, kemudian mengecil, dan kemudian padat dan mengeras
(sambil memperagakan meremas kertas sampai kecil seperti bola kertas)".
Guru mengunci pembahasan tentang bahaya pornografi pada otak dengan sebuah
simulasi. Katakan, "Jaga mata biar otak tidak rusak (diperagakan sambil
memegang mata dan kepala)". Katakan "Jaga tubuh karena ini berharga
(diperagakab sambil memeluk tubuh sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar